Kucing Persia (Ilmiah: Felis Catus) menjadi
salah satu ras kucing tertua di Dunia. Kucing yang ditemukan pada 1500-1600 SM ini menjadi kucing yang paling diminati di dunia, termasuk di Indonesia.
Kucing yang di Inggris kerap disebut Longhair atau Persian Longhair ini seolah bermetamorposis menjadi kucing yang sangat indah
dengan berbagai macam varian warna dan karakter yang unik, ini
merupakan perjalanan dan sejarah yang panjang, dimulai dari menemukan
dan mengambilnya di habitat aslinya, proses persilangan, serta upaya
pengembang biakan hingga terbentuknya asosiasi pecinta ras kucing
persia di seluruh dunia. Jauh sebelum proses pengembangbiakan dan
rekayasa perkawinan silang, bahkan lebih dari seribu tahun yang lalu,
manusia telah memilih jenis kucing Shiraz atau Shirazy (sebutan di timur tengah) ini untuk dijadikan peliharaan,
tak jarang kalangan atas pada zaman romawi sudah memelihara kucing
jenis ini. Wajar, dengan keindahan dan panjangnya proses tersebut,
kucing persia dengan kwalitas yang baik menjadi salah satu kucing
yang berharga sangat mahal. Lihat Harga Kucing Persia.
Kucing Persia |
Ciri-Ciri Umum Kucing Persia?
Beberapa ciri-ciri kucing persia diantaranya memiliki bulu panjang, dengan ciri- ciri wajah bulat serta bermoncong pendek, bentuk tubuh pendek dan berbulu tebal, bentuk telinga bulat melebar, kaki pendek namun kokoh dengan cakar membulat dan besar. Kucing asal iran ini dapat mencapai umur hingga 15 tahun.
Karakteristik Kucing Persia?
Perbedaan Kucing Anggora (Angora) dengan Persia?
Banyak diantara kita yang ingin mengetahui perbedaan dari berbagai jenis kucing, hal tersebut karena di Indonesia masih banyak yang menyebut semua kucing berambut panjang dengan sebutan kucing anggora. Dalam artikel ini kita akan coba membahas perbedaan kucing anggora dengan kucing persia.
Kucing Anggora (Angora) |
Seperti halnya semua kucing lokal, kucing anggora adalah keturunan kucing liar, ia berasal dari Afrika (Felis silvestris lybica). Tidak seperti kucing persia, kucing anggora memiliki bentuk kepala lonjong, dengan mata yang tajam, bentuk telinga panjang dan cenderung memiliki ujung yang runcing dengan ciri bentuk tubuh yang tinggi dan langsing, selain itu kucing anggora hanya memiliki bulu tebal disekitar perut dan ekor saja. Fertile Crescent adalah tempat di mana kucing ras ini pertama kali dijinakkan.
Kucing ini berasal dari pelosok timur pegunungan Anatolia, mereka berkembang biak di sana dan melahirkan jenis kucing berambut panjang. Kucing anggora dinilai sebagai kucing yang menyenangkan, cerdas, lincah dan memiliki keterikatan dengan pemiliknya dan hal unik dari kucing anggora adalah, cenderung memilih majikannya dan pada akhirnya mereka akan sangat protektif terhadap majikannya, memiliki kecerdasan yang sangat baik sehingga mereka mudah dilatih dan memiliki keterampilan yang sangat baik dalam hal pemecahan masalah keterampilan dasar.
- Himalayan
Kucing Persia - Hilamayan (Color Point) |
Ciri- ciri fisik kucing Himalayan sebetulnya seperti kucing persia pada umumnya namun Himalayan cenderung memiliki cobby (lingkaran warna) dengan badan dan kaki yang pendek, hal ini menyebabakan mereka lebih sulit melompat dibandingkan dengan kucing lain, namun dalam beberapa kasus hasil peranakannya ada yang lebih mirip kucing siam, karena tidak ada yang mejandi acuan atau batasan- batasan pasti atas hasil perkawinan silang bagi tipe tubuh kucing himalayan , walaupun demikian, kucing memiliki standar tertentu untuk mengikuti kontes.
- Exotic Short Hair
Kucing Persia - Exotic Short Hair |
3. Doll Face Persian
Kucing Persia - Doll Face Persian |
Kucing Persia juga dikenal sebagai doll face persian, Seperti namanya, Persian berasal dari Persia (Iran). Kucing ini diperkenalkan di Eropa oleh Fenisia dan Romawi di tahun 1500-an dan terkenal sebagai barang yang sangat mahal. kucing jenis inilah yang dianggap sebagai ras asli kucing persia. hasil dari perkembangbiakan dan mutasi gen kucing ras ini tidak mengubah penampilan secara fisik tetapi, beberapa peternak di Amerika dan bagian lain dunia memiliki standar berbeda dalam memberikan klasifikasi dan penilaian terhadap kucing ini. Adapun upaya- upaya pengembangbiakan serta percobaan yang dilakukan untuk memutasi gen terhadap kucing sempat gencar dilakukan akan tetapi sekarang hal tersebut dilarang karena masalah kesehatan dan semakin langkanya jenis kucing ini.
Dua mutasi gen doll face persian menghasilkan dua jenis kucing, yang pertama adalah the color inhibitor polygene (1882) yang memunculkan jenis kucing yang disebut "Chinchilla" , yang kedua kucing yg memiliki kepala yg pendek dan lebar (sekitar 1942) yang memunculkan apa yang disebut "the brachycephalic mutation" atau kucing Persia berhidung pesek.